Wednesday, September 28, 2011

Paparan Erionit dan Kanker Mesothelioma

Meskipun kurang dikenal dibandingkan dengan mineral asbes, erionite adalah karsinogen alami yang apabila mengekpos dalam jangka waktu lama dan berulang-ulang dapat menyebabkan mesothelioma, kanker paru-paru dan penyakit mematikan lainnya. Paparan erionit lebih utama terjadi pada lingkungan. Seseorang yang terkena mesothelioma dari paparan erionite biasanya tinggal di dekat endapan mineral dalam jumlah yang signifikan.

Melalui tes laboratorium pada hewan menunjukkan bahwa paparan erionite telah terbukti memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap perkembangan kanker paru-paru seperti mesothelioma daripada mineral lainnya yang diujikan termasuk asbes. Mesothelioma akibat paparan erionit ringan lebih cepat berkembang daripada paparan asbes.

Paparan Erionite

Erionite adalah asbestiform yaitu mineral alami berserat tinggi dari guning vulkanik dengan sifat serupa mineral asbes. Erionit adalah mineral zeolit seperti asbestos serpentin atau amphibole. Erionit tidak di ijijnkan di Amerika Serikat dalam penggunaan komersial yang luas seperti berbagai mineral asbestos lainnya.

Biasanya jumlah jejak erionite telah ditemukan dalam produk zeolit ​​lainnya seperti pelembut air atau sistem pemurnian air. Meskipun demikian paparan erionit lebih banyak berasal dari pertambangan zeolit lain atau melalui paparan lingkungan secara alami. Jejak erionit dalam produk zeolit ​​dapat menyebabkan paparan dalam tingkat rendah, meskipun demikain tidak diketahui apakah produk ini dapat menyebabkan mesothelioma.

Apabila pada umumnya paparan asbes terkait dengan dimana seseorang terlibat dalam pembuatan, penanganan atau instalasi produk asbes. Kemudian terjadi penghirupan berulang terhadap partikel asbes yang berpotensi berkembangnya kanker mesothelioma dan kanker asbes lainnya. Namun pada paparan erionit, mayoritas terjadi akibat paparan lingkungan terkait di mana seseorang hidup di dekat atau disekitar endapan erionit.

Di seluruh dunia diketahui terdapat endapan erionite di Jerman, Selandia Baru, Rusia, Jepang, Kenya, Turki dan Italia. Di Amerika Serikat sebagian besar deposito erionite terletak di Barat, terutama di Oregon, Arizona, Nevada, California, Wyoming, North Dakota dan Utah.

Tingginya tingkat mesothelioma

Sebuah desa kecil di Turki bernama Tuzkoy memiliki tingkat paparan erionit yang sangat tinggi terhadap lingkungan dan dapat menyebabkan pertumbuhan mesothelioma ganas, kanker paru-paru dan penyakit paru-paru lainnya. Dengan konsentrasi yang berlebihan dari deposit erionite di area sekitar Tuzkoy, maka paparan berasal dari terhirupnya mineral berserat ini. Partikel erionit terjadi secara alami melalui debu udara sekitarnya.

Sebagian kecil penduduk desa telah menggunakan kotak-kotak dari erionit sebagai tempat pendingin untuk menyimpan makanan. Paparan partikel erionit dapat ikut tersimpan ke kotak penyimpanan. Namun sebagian besar kasus mesothelioma pada Tuzkoy lebih disebabkan karena paparan lingkungan sekitar daripada kotak penyimpanan makanan tersebut.

"Kota Kanker" ini memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi karena disebabkan mesothelioma pleural dan peritoneal yaitu hampir tujuh puluh kali dari rata-rata mortalitas tahunan. Penelitian telah menunjukkan bahwa deposit erionite yang berdekatan dengan wilayah tersebut penyebabnya.

Dibandingkan dengan asbes masih sedikit yang diketahui tentang paparan erionite. Banyak organisasi kesehatan di seluruh dunia secara agresif mempelajari efek kesehatan dari mineral ini

Sebagai karsinogen alami, erionite berefek kepada seseorang melalui proses yang mirip asbes. Melalui kontak yang terlalu lama dan hirupan nafas, partikel erionit menetap secara khusus ke dalam paru-paru atau pada umumnya kedalam mesothelium, lapisan organ internal. Akhirnya partikel erionit yang tertanam ini memicu karsinogenesis atau transformasi sel normal menjadi sel kanker.

Selain itu, periode inkubasi erionite di paru-paru dan mesothelium mirip dengan asbes yaitu mulai 10-20 tahun. Gejala mesothelioma yang disebabkan oleh erionit juga mirip dengan asbes seperti sesak napas, nyeri di dinding dada dan penurunan berat badan.

Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat paparan erionit tingkat rendah lebih berisiko tinggi tumbuhnya kanker daripada paparan mineral asbes. Pada dasarnya dibutuhkan jumlah partikel erionit yang jauh lebih kecil untuk menyebabkan kanker daripada asbes.

Apakah itu disebabkan oleh erionite atau asbes, yang pasti penyakit mesothelioma bersifat menghancurkan. Sejak ditemukan hubungan antara paparan erionit dan tingkat kejadian mesothelioma yang tinggi, banyak pihak di bidang ilmiah dan medis mulai melakukan penelitian mendalam. Mineral asbes untuk aplikasi komersial memang telah digunakan, namun dampak paparan erionit terhadap lingkungan lebih mematikan daripada di pekerjaan. Seperti di Tuzkoy, menghirup udara di lingkungan sekitar deposit erionite dapat menyebabkan mesothelioma.


Sumber:
Y. Izzettin Baris and Philippe Grandjean. Journal of the National Cancer Institute. Prospective Study of Mesothelioma Mortality in Turkish Villages with Exposure to Fibrous Zeolite. January 26, 2006. Accessed on November 5, 2010.
http://jnci.oxfordjournals.org/content/98/6/414.full?sid=e759edd6-b7d1-467d-9dfe-373a31cf4f4a

World Health Organization. WHO Workshop on Mechanisms of Fibre Carcinogenesis and Assessment of Chrysotile Asbestos Substitutes. January 31, 2006. Accessed on November 5, 2010.
http://www.who.int/entity/ipcs/publications/new_issues/summary_report.pdf

David N. Weissman, M.D., Director, Division of Respiratory Disease Studies, National Institute for Occupational Safety and Health, Centers for Disease Control and Prevention, U.S. Department of Health and Human Services, Testimony. Examination of the Health Effects of Asbestos and Methods of Mitigating Such Impacts: before the Committee on Environment and Public Works, United States Senate. June 12, 2007. Accessed on November 5, 2010.
http://www.hhs.gov/asl/testify/2007/06/t20070612c.html

Lalita D. Palekar, John F. Eyre, Bernard M. Most and David Coffin. Carcinogenesis Journal. Abstract. Metaphase and anaphase analysis of V79 cells exposed to erionite, UICC chrysotile and UICC crocidolite. January 21, 1987. Accessed on November 5, 2010.
http://carcin.oxfordjournals.org/...

Saturday, September 24, 2011

Virus Simian 40 (SV40)

SV40
Mesothelioma ganas telah lama dikaitkan dengan paparan asbes. Akhir abad ini ribuan kasus penyakit ditemukan pada individu yang bekerja secara rutin dengan mineral beracun dalam berbagai pekerjaan yang berbeda-beda. Akan tetapi bagaimanapun juga laporan yang dirilis sekitar 30 tahun lalu oleh McDonald dan McDonald ditentukan bahwa sekitar 25-33 persen dari semua kasus diagnosa kanker mesothelioma tidak memiliki hubungan pasti dengan paparan asbes. Seseorang yang telah didiagnosa dengan kanker mesothelioma tidak pernah kontak dengan asbes atau apapun bahan yang mengandung asbes.

Selama bertahun-tahun para peneliti telah menemukan beberapa penyebab potensial lain untuk penyebab tumbuhnya mesothelioma. Salah satu dari penderita mesothelioma mungkin terpapar Virus Simian 40 (SV40).

Apakah SV40?

SV40 adalah virus yang pertama kali ditemukan pada tahun 1960. Virus ini ditemukan dalam sel-sel ginjal monyet rhesus. Hal itu yang menyebabkan penyakit ginjal dan kanker tertentu pada populasi monyet. Virus ini juga menyerang gen penekan tumor tertentu dan mematikan sel.

Simian Virus 40 menjadi perhatian publik AS ketika dipastikan bahwa sel-sel ginjal monyet rhesus yang sama digunakan dalam pembuatan vaksin polio yang diberikan kepada manusia. Vaksin ini telah digunakan dari tahun 1958 sampai tahun 1963 dan diberikan kepada hampir 100 juta orang Amerika. Terdapat jumlah yang cukup besar dari vaksin yang terkontaminasi Virus Simian 40 dan diberikan kepada manusia selama jangka waktu tersebut. Meskipun tidak tercatat angka pasti berapa banyak dosis virus terkontaminasi diberikan, namun diperkiraan antara 10 sampai 30 juta dosis.

SV40 dan Mesothelioma

Sejak ditemukannya virus Simian 40 dalam jutaan dosis vaksin polio, peneliti telah mencari hubungan antara virus dan perkembangan kanker pada manusia. Beberapa studi telah menemukan bahwa SV40 hadir dalam banyak orang yang didiagnosis dengan penyakit mesothelioma.

Sebuah studi yang dipimpin oleh Dr. Michele Carbone yaitu salah satu spesialis mesothelioma terkemuka di AS, menetapkan bahwa lebih dari setengah (sekitar 54%) dari semua kasus kanker mesothelioma ganas telah terinfeksi SV40 (Carbone, M. "Simian virus 40 and human tumors: It is time to study mechanisms."). Namun mereka tidak menemukan kontaminasi SV40 tersebut di jenis lain kanker paru-paru. Hal ini memperkuat temuan bahwa ada hubungan antara SV40 dan kanker asbes, tetapi tidak ada bukti penuh bahwa hanya SV40 saja yang menyebabkan mesothelioma. Dokter memberikan hipotesis bahwa paparan asbes atau imunosupresi mungkin juga terlibat dalam kasus ini.

Sebuah penelitian serupa yang dilakukan pada tahun 2008 di Pusat Penelitian Kanker Hawaii dan Departemen Patologi, Universitas Hawaii, menyimpulkan bahwa sekitar 60 persen hamster disuntik intrakardial dengan Simian Virus 40 meninggal karena mesothelioma. Namun peran signifikan SV40 terhadap mesothelioma ganas pada manusia tetap diperdebatkan (Rivera et al, “The Relationship between Simian Virus 40 and Mesothelioma”). Kesimpulan singkatnya penulis melaporkan: "Tersedia bukti yang cukup mengenai hubungan antara virus simian 40 secara sendirian atau bersama-sama asbes sebagai pemicu mesothelioma ganas. Namun hal itu juga masih belum cukup untuk berspekulasi tentang kontribusi simian virus 40 dengan kejadian keseluruhan pleural mesothelioma (mesothelioma rongga dada)."

SV40 dan Asbes

Studi tambahan mencatat bahwa kombinasi dari kehadiran SV40 dan paparan asbes sangat sering terjadi dalam meningkatkan kesempatan perkembangan mesothelioma. Dalam sebuah laporan tahun 2005 oleh sejumlah dokter dan ilmuwan Italia (Cristaudo et al, “SV40 Enhances the Risk of Malignant Mesothelioma among People Exposed to Asbestos: A Molecular Epidemiologic Case-Control Study”), penulis berhipotesis bahwa SV40 memberikan kontribusi untuk pengembangan kanker hanya sebagai faktor tambahan dan bukan sebagai penyebab langsung.

Lebih penting lagi, studi ini menentukan bahwa "deteksi SV40 diantara kelompok individu yang terpapar asbes bisa mewakili penanda yang berguna untuk mengidentifikasi mereka yang berisiko tinggi untuk MM (Malignant Mesothelioma – mesothelioma ganas). Subkelompok individu yang berisiko tinggi ini dapat dimonitor untuk deteksi dini dan kemungkinan dilakukan eksisi bedah kuratif ".

Sebagian dokter terus mencari cara untuk mendiagnosa lebih baik mesothelioma pada tahap awal, karenan mengidentifikasi individu yang berisiko tinggi seperti ini sama dengan menyelamatkan banyak nyawa.


Sumber:
http://scienceblogs.com/aetiology/2010/04/malignant_mesothelioma_and_sim.php;

http://cancerres.aacrjournals.org/content/65/8/3049.full;

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18520265

Zeolit dan Kanker Mesothelioma

Mesothelioma dan paparan asbes telah lama dihubung-hubungkankan. Sejak awal zaman Kekaisaran Romawi Suci telah tercatat bahwa budak-budak yang bekerja di tambang asbes memiliki masalah paru-paru yang parah dan meninggal pada usia dini. Namun dalam beberapa dekade terakhir telah menjadi jelas bahwa ada penyebab potensial lain untuk pengembangan dari bentuk yang jarang dari kanker.

Sebuah studi yang dilakukan oleh McDonald dan McDonald pada tahun 1980 menunjukkan bahwa sekita 25-33 persen dari semua kasus kanker mesothelioma tidak memiliki hubungan apa pun dengan paparan asbes. Namun dalam penelitian awalan ditemukan beberapa penyebab spesifik lainnya. Salah satunya adalah paparan zeolit.

Zeolit (wikipedia.org)
Apakah zeolit itu?

Dikenal dalam istilah ilmiah sebagai alkali aluminium silikat terhidrasi. Zeolit ​​adalah kelompok mineral yang mengandung sebagian besar aluminium terhidrasi dan senyawa silikon. Nama umum mereka antara lain Klinoptilolit, Erionite, Phillipsite, dan Mordenite. Mereka ditemukan di batuan vulkanik dan abu dan kadang-kadang digunakan sebagai aditif dalam pakan ternak. Karena struktur berpori mereka, zeolit ​​dapat digunakan sebagai absorben (bahan penyerap), bahan mencetak tekstil, deterjen, dan sebagai pemurni air dan udara.

Zeolit juga ​​telah digunakan dalam beberapa bidang kesehatan antara lain sebagai suplemen untuk mabuk dan terapi pembantu untuk berbagai jenis kanker (FDA tidak menyetujui perawatan ini). Namun masih kurang adanya data pendukung mengenai efektivitas kemanjuran zeolit ​​dan tidak ada kesimpulan mengenai apakah zeolit ​​aman. Sebagai mineral yang mempunyai efek sistemik pada tubuh, Zeolit juga masih belum jelas hingga saat ini dan membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Hubungan zeolit dengan mesothelioma

Telah jelas bahwa bagaimanapun paparan debu zeolit ​​dikaitkan dengan peningkatan risiko perkembangan malignant mesothelioma (mesothelioma ganas). Secara sederhana bisa dikatakan zeolit ​​bersifat karsinogenik ketika dihirup. Sebagai faktanya Badan Internasional untuk Penelitian Kanker menempatkan zeolit ​​dalam daftar karsinogen golongan 1. Kategorisasi inidiberikan ketika ada bukti yang cukup mengenai sifat karsinogen penyebab mesothelioma pada manusia.
Erionite adalah sebuah bentuk serat zeolit yang secara jelas terkait dengan epidemi mesothelioma di desa-desa Dataran Tinggi Anatolia di Turki. Di desa tersebut tufa vulkanik lokal dipenuhi dengan serat zeolit ​​beracun. Sebuah laporan tentang epidemi diterbitkan dalam edisi 2006 tanggal 15 Maret Journal of National Cancer Institute.

Dokter di Turki memulai studi selama 23 tahun yang diikuti 891 pria dan wanita yang tinggal di tiga desa-desa Turki yang berbeda wilayah di Cappadocia. Penduduk di dua desa telah terpapar erionite. Desa yang ketiga digunakan sebagai desa yang dikontrol. Selama studi yang dimulai dari tahun 1979 sampai tahun 2003 sebanyak 372 orang telah meninggal. Dari jumlah yang meninggal tersebut diketahui sebanyak 119 orang terserang kanker mesothelioma dan meninggal akibat penyakit itu atau juga komplikasi dari penyakit itu. Di dua desa di mana penduduk yang terpapar mineral beracun diketahui kematian akibat pleural mesothelioma sebesar 44,5 persen. Sedangkan di desa ketiga hanya terjadi 2 kematian yang disebabkan oleh mesothelioma, itupun diketahui bahwa mereka berdua ketika dilahirkan bukan berasal dari desa yang terkontrol.

Penganalisis data, termasuk dari profesor Harvard yaitu Philippe Grandjean, MD, Ph.D., menentukan akibat mesothelioma dalam dua kejadian. Desa yang penuh dengan erionite terjadi 200-700 kasus setiap 100.000 orang pertahunnya. Di desa terkontrol hanya ada 10 kasus setiap 100.000 orang. Oleh karena itu kesimpulannya adalah bahwa paparan jangka panjang erionite bertanggung jawab untuk kejadian yang sangat tinggi terhadap kasus kanker asbes di desa-desa tertentu Kapadokia di Dataran Tinggi Anatolia.

Setelah studi itu selesai, penulis menyarankan bahwa pejabat setempat berkonsentrasi pada cara-cara untuk mencegah paparan lingkungan dari serat zeolit ​​berbahaya ini dengan harapan menurunkan risiko penduduk untuk terserang penyakit mesothelioma.

Endapan alami erionite telah ditemukan di beberapa negara bagian barat Amerika Serikat terutama Arizona, Nevada, Utah, Oregon, North Dakota, South Dakota, dan Montana. Sebuah laporan tentang ereonite / zeolit ​​di AS (Rom, W. N., K. R. Casey, W. T. Parry, C. H. Mjaatvedt and F. Moatamed. 1983. Health implications of natural fibrous zeolites for the Intermountain West. Environ Res 30(1): 1-8) mencatat bahwa daerah penduduk yang dikenal sebagai "Intermountain Barat" mungkin terkena zeolit ​​fibrosa dari hembusan angin dan karenanya rentan terhadap perkembangan mesothelioma. Negara bagian North Dakota sekarang sedang melakukan studi yang berkaitan dengan paparan erionite didaerah yang dikenal memiliki pegunungan yang luas ini.


Sumber:
Memorial Sloan-Kettering Cancer Center
http://www.mskcc.org/mskcc/html/69424.cfm;

http://www.eurekalert.org/pub_releases/2006-03/jotn-et030906.php

Radiasi dan Kanker Mesothelioma

Dalam beberapa dekade diasumsikan bahwa satu-satunya penyebab mesothelioma adalah paparan asbes. Sementara ini asbes memang bertanggung jawab untuk kebanyakan kasus kanker mesothelioma. Namun secara bertahap timbul kemungkinan ada beberapa faktor risiko lain untuk penyakit ini.

Di seluruh dunia, sejumlah kasus mesothelioma tanpa ada hubungan penyebab asbes telah didiagnosa. Sebagai salah satu fakta, sebuah studi dari pasien tahun 1980 (McDonald and McDonald) di AS dan Kanada menetapkan bahwa jumlah antara 25 persen sampai 33 persen dari semua kasus tidak terkait dengan paparan asbes. Dokter yang menemukan awalnya bingung untuk menjelaskan. Akan tetapi dengan beberapa penelitian yang mendalam dan studi beberapa ilmuwan dan profesional medis dapat menentukan bahwa beberapa pasien mesothelioma rongga dada memiliki faktor lain yang serupa yaitu paparan radias.

Perawatan Radiasi, X-ray, dan Mesothelioma

Beberapa lusin Kasus mesothelioma melalui terapi radiasi untuk penyakit Hodgkin telah ditemukan. Sebuah studi tahun 2005 yang berjudul " Clinical Course of Thoracic Cancers in Hodgkin’s Disease Survivors " (P. Das, AK Ng, MA Stevenson, dan PM Mauch) secara tepat menetapkan bahwa pasien penderita penyakit Hodgkin yang dirawat dengan terapi radiasi memiliki risiko tinggi terkena penyakit mesothelioma.

Secara khusus, studi ini diikuti 33 pasien penderita Hodgkin yang dirawat di rumah sakit Harvard dan telah tumbuh mesothelioma kanker paru-paru sel kecil. Dari pasien yang berpartisipasi, 88 persen memiliki riwayat radioterapi untuk thorax sebagai pengobatan untuk penyakit mereka. Beberapa pasien telah menderita kanker dada hanya dalam waktu satu tahun setelah dirawat karena penyakit Hodgkin. Sedangkan penderita Hodgkin yang lain terjangkit mesotheliokma setelah lebih dari dua dekade kemudian. Seperti pada umumnya penderita mesothelioma, sebagian besar pasien didiagnosis mesothelioma ketika mencapai stadium III atau IV dan prognosis sangat sulit. Tingkat kelangsungan hidup rata-ratanya hanya 9 bulan.

Dalam beberapa kasus, peritoneal mesothelioma juga telah dikaitkan dengan terapi radiasi untuk kanker payudara atau kanker lain yang dilakukan ke daerah dada

Penelitian lain terdapat hubungan antara kanker mesothelioma dan thorium dioksida, yaitu zat radioaktif yang digunakan bersama dengan x-ray konvensional untuk mendiagnosa kondisi tertentu. Thorium dioksida banyak digunakan dari tahun 1920 sampai tahun 1950-an.

Kebocoran Radiasi Fukushima (NHK World)
Radiasi Atom dan Mesothelioma

Pada tahun 1995, telah terdiagnosa kasus pertama mesothelioma dan diyakini terkait dengan insiden bom atom di Nagasaki. Sebuah laporan dalam kasus ini, ditulis oleh Masami Mizuki, Keiko Yukishige, Yasuharu Abe, dan Tomiyasu Tsuda yang diterbitkan dalam jurnal Respirology pada bulan September 1997. Mereka berpendapat bahwa kombinasi paparan radiasi atom dan asbes (pasien bekerja selama 2 tahun sebagai pembuat kapal di sebuah pabrik amunisi) dikaitkan dengan peningkatan insiden mesothelioma.

Para dokter yang menulis penelitian berpendapat bahwa, "Jika penebalan pleura atau efusi pleura ditemukan dalam korban bom atom, mesothelioma ganas harus dianggap sebagai salah satu pilihan dalam diagnosis diferensial, bahkan meskipun terjadi serangan bom atom beberapa dekade lalu."

Pekerja Energi Atom dan Mesothelioma

Tampaknya ada koneksi potensial terhadap terjadinya mesothelioma dengan tempat yang terdapat paparan radiasi. Selama beberapa dekade terakhir, beberapa orang saat ini atau yang sebelumnya bekerja di pabrik energi atom telah didiagnosa dengan kanker langka. Dalam hal ini diduga disebabkan oleh paparan radiasi konstan dalam tingkat rendah. (Ionizing radiation: A risk factor for cancer; JE Goodman et al, 2009) Hal yang penting dan harus dicatat adalah para penulis menyimpulkan bahwa mengingat rendahnya tingkat mesothelioma pada populasi umum serta adanya peningkatan risiko penyakit terhadap individu yang terpapar radiasi termasuk mereka yang bekerja di pembangkit listrik tenaga atom.

Hubungan Antara Radiasi dan Mesothelioma

Mengetahui tentang hubungan antara radiasi dan mesothelioma adalah salah satu langkah untuk mempercepat diagnosa dan menyelamatkan banyak orang yang telah di identifikasi sebagai calon korban dari mesothelioma. Siapapun yang telah terkena radiasi dalam bentuk apapun, baik secara teratur di tempat kerja atau melalui x-ray atau melalui terapi untuk jenis kanker lainnya dada, harus selalu memberitahu dokter mereka tentang riwayat medis dan riwayat pekerjaannya meskipun paparan radiasi tersebut terjadi pada beberapa tahun sebelumnya. Oleh karena itu bila gejala yang timbul termasuk nyeri dada, sesak napas, dan batuk dapat ditentukan hubungannya dengan riwayat medis dan riwayat pekerjaan penderita maka dapat dibuat diagnosa yang benar dan pengobatan mesothelioma dimulai sesegera mungkin.


Sumber:
http://annonc.oxfordjournals.org/content/16/5/793.full;

http://www.mayoclinic.com/health/mesothelioma/DS00779/DSECTION=risk-factors;

http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1440-1843.1997.tb00079.x/abstract;

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19444627

Faktor Risiko Mesothelioma

Pekerja memasang atap asbes
Apakah faktor risiko mesothelioma ganas?

Ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan bahwa dalam tubuh seseorang akan berkembang mesothelioma. Faktor risiko utamanya adalah paparan asbes. Paparan zat yang sangat berbahaya secara signifikan dapat meningkatkan kemungkinan tertular penyakit. Merokok tidak memiliki hubungan penyebab langsung dengan mesothelioma, tetapi secara signifikan dapat meningkatkan resiko dan memperparah kemungkinan terkena penyakit. Faktor sekunder penyebab lainnya termasuk paparan radiasi, zeolit​​, virus simian 40 (SV40) dan erionite. Akan dibahas masing-masing faktor risiko lebih mendetail pada tautan informasi dibawah ini.

Paparan Asbes >>
Paparan asbes merupakan faktor risiko utama penyebab mesothelioma. Asbes merupakan bahan isolasi yang terdiri dari magnesium-silikat serat mineral. Asbes disukai oleh pekerja bangunan dan kontraktor selama bertahun-tahun untuk konduktivitas panas yang rendah dan tahan meleleh serta tahan terbakar. Karena peneliti telah mengidentifikasi hubungan lebih jauh antara mesothelioma dan paparan asbes, materi asbes mulai jarang digunakan. Sebelum penelitian ini terungkap, jutaan orang Amerika telah mengalami paparan serius untuk ini zat berbahaya asbestos ini.

Merokok dan Mesothelioma >>
Merokok saja tidak dikaitkan dengan mesothelioma, tetapi perokok yang terpapar asbes memiliki kesempatan yang jauh lebih tinggi mengembangkan kanker asbes paru-paru (sebanyak 50-90 persen lebih tinggi) dan sebanyak dua kali lipat risiko mengembangkan mesothelioma.

Faktor Risiko Sekunder Mesothelioma

Radiasi >>
Thorium dioksida (Thorotrast), zat yang digunakan dalam tes x-ray di masa lalu telah dilaporkan mempunyai hubungan yang menyebabkan mesothelioma pleural dan mesothelioma peritoneal. Penggunaan Thorotrast telah dihentikan selama bertahun-tahun karena penemuan ini.

Zeolit >>
Beberapa kasus mesothelioma di wilayah Anatoli di Turki telah dikaitkan dengan Zeolit​​. Silika berbasis mineral kimia yang bersifat mirip dengan asbes ditemukan di dalam tanah di sana.

Virus simian 40 (SV40) >>
Beberapa ilmuwan telah menemukan virus simian 40 (SV30) dalam sel mesothelioma manusia dan telah mampu menciptakan mesothelioma pada hewan dengan virusni. Hubungan antara virus ini dan mesothelioma masih belum jelas. Bagaimanapun juga penelitian lebih lanjut sedang dilakukan untuk mendapatkan kejelasan tentang hubungan penyebab potensial ini.

Paparan Erionite >>
Erionite adalah mineral alami yang memiliki sifat yang sangat mirip dengan asbes. Ada beberapa dokumentasi kasus mesothelioma pada orang-orang yang tinggal dekat pembuangan erionite.

Nanotube Karbon >>
Para peneliti terus mengevaluasi paparan nanotube sebagai faktor risiko yang mungkin untuk penyabab mesothelioma meskipun para ilmuwan belum menunjukkan perhatian pada hal ini.


Sumber:
National Cancer Institute - Fact Sheets: Risk Factors and Possible Causes
http://www.cancer.gov/cancertopics/factsheet/Risk

Merokok dan Mesothelioma

Telah lama diketahui bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan seseorang. Merokok menyebabkan peningkatan tajam dalam kasus kanker paru-paru mesothelioma pada para perokok. Namun perokok yang telah terpapar asbes membawa risiko lebih tinggi terkena penyakit bahkan lebih serius lagi yaitu kanker mesothelioma ganas yang mempengaruhi lapisan paru-paru (mesothelioma pleura), jantung (perikardial mesothelioma ), atau perut (peritoneal mesothelioma) dan sulit untuk diobati.

Paparan asbes telah diidentifikasi sebagai penyebab utama kanker mesothelioma. Penyakit ini terjadi ketika seseorang menghirup serat asbes yang tajam lalu kemudian bersarang di paru-paru. Merokok menurut Centers for Disease Control dapat melemahkan paru-paru dan menurunkan kemampuan tubuh untuk menghilangkan serat asbes. Selanjutnya, asap rokok mengiritasi saluran udara dan menyebabkan mereka untuk menghasilkan lebih banyak lendir yang pada gilirannya memblokir saluran udara dalam menghilangkan serat.

Menurut berbagai studi yang telah dilakukan sepanjang dua dekade terakhir, sementara ini merokok saja tidak menyebabkan mesothelioma. Para perokok yang terpapar asbes berisiko sekitar 50 sampai 84 kali lebih mungkin mengembangkan kanker paru-paru asbes. Dan para ahli sepakat berpendapat bahwa perokok setidaknya dua kali lebih mungkin untuk mengembangkan mesothelioma dalam tubuhnya.

Faktor risiko mesothelioma lebih tinggi bagi mereka yang telah mengidap penyakit Asbestosis yang belum parah yaitu penyakit yang terkait dengan asbestos namun masih bisa ditangani. Dengan merokok satu bungkus sehari bagi penderita asbestosis maka semakin tinggi kesempatan berkembangnya kanker agresif. Oleh karena itu mereka yang telah menderita Asbestosis harus berhenti merokok. Menurut studi yang dilakukan oleh National Cancer Institute menyatakan bahwa berhenti merokok dapat menurunkan sampai 50 persen risiko didiagnosis mesothelioma dalam waktu sekitar lima tahun sejak berhenti merokok. Angka yang menggembirakan bagi perokok dengan penyakit asbes dini.

Perokok yang telah terpapar asbes dan belum berhenti merokok, harus mau melakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk menentukan kesehatan paru-paru mereka. Tes untuk memantau pembentukan kanker asbes mesothelioma misalnya seperti x-ray dada atau tes fungsi paru-paru. Selain itu, mungkin juga diperlukan tes darah sederhana yang dikenal sebagai uji ®Mesomark kepada para perokok yang menderita paparan asbes untuk mendeteksi keberadaan mesothelioma.


Sumber:
Centers for Disease Control and Prevention. The health consequences of smoking: a report of the Surgeon General. Atlanta: US Department of Health and Human Services, 2004.

Paparan Asbes dan Kanker Mesothelioma

Atap Asbes
Paparan partikel asbes adalah salah satu penyebab utama kanker mesothelioma. Juga dikenal sebagai kanker asbes. Sebagai mineral alami dengan banyak manfaat komersial yang berguna. Asbes mudah ditemukan dalam pipa, isolasi, bahan-bahan bangunan dan banyak produk yang lain.

Melalui penggunaan komersial yang bebas dari bahan ini, kebanyakan orang di Amerika Serikat dan negara industri lainnya telah atau akan terkena dengan mudah polusi partikel udara dalam pekerjaan mereka atau di lingkungan rumah mereka. Paparan ini dapat menciptakan bahaya kesehatan yang signifikan.

Aplikasi Komersial

Lebih dari 700.000 sekolah dan bangunan di Amerika Serikat saat ini mengandung asbes isolasi seperti yang dilaporkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS. Paparan asbes tidak berhenti sampai di situ saja, namun asbes sering ditemukan di galangan kapal, fasilitas manufaktur, fasilitas kereta api dan lokasi konstruksi.

Pekerja kerah biru (buruh) berada pada resiko tertinggi untuk terkena mesothelioma akibat pemaparan dalam pekerjaannya. Mereka biasanya bekerja di pabrik aluminium, kilang minyak, pabrik kimia, tambang, pabrik, galangan kapal, tempat konstruksi dan rel kereta api.

Karyawan di dalam ruangan tertutup dengan fasilitas masker udara juga masih sangat rentan terpapar. Pekerjaan yang beresiko paling banyak terkena adalah penambang, pekerja pabrik, pekerja kereta api, pembuatan kapal dan pekerja konstruksi - terutama mereka yang memasang peralatan mengandung asbes isolasi. Kadang-kadang anggota keluarga pekerja juga menerima paparan residual asbes dari debu dan serat yang dibawa pulang pada pakaian pekerja dan juga menjadi berisiko tertular mesothelioma.

Ada enam jenis asbes: chrysotile, amosite, crocidolite, tremolite, anthophyllite dan actinolite. Enam jenis mineral ini dibagi menjadi dua klasifikasi yaitu serpentin dan amphibole. Chrysotile adalah satu-satunya mineral dalam klasifikasi serpentine. Sebagaimana diketahui karsinogen kedua kelas asbes tersebut bisa menyebabkan mesothelioma.

Chrysotile adalah mineral asbes yang paling umum digunakan di Amerika Serikat dan dikenal dengan serat keriting-nya yang dapat dengan mudah ditenun menjadi kain. Aplikasi chrysotile termasuk senyawa drywall, plester, lantai ubin vinyil, bahan atap, langit-langit akustik, fireproofing (anti api), bahan dempul, bantalan rem dan sepatu, tirai panggung, selimut penghangat dan lapisan cor gigi.

Amosite dan crocidolite adalah mineral asbes lain yang lebih umum digunakan, meskipun aplikasi mereka tidak begitu luas seperti chrysotile. Produk turunan dari mineral asbes antara lain papan isolasi, ubin langit-langit dan casing untuk layanan air.

Dalam sepuluh tahun terakhir, penelusuran bahan asbes telah ditemukan di bedak dan bahan utama krayon.

Paparan dan Risiko Kesehatan

Penggunaan luas dari asbes di berbagai industri tidak hanya memberikan resiko orang-orang yang bekerja dalam pembuatan produk berbahan baku asbes saja. Akan tetapi orang-orang yang mungkin memakai bahan baku asbes di kehidupan sehari-hari mereka juga terpapar karsinogen tersebut. Bahan asbes menempel pada pakaian, rambut, kulit yang selanjutnya mencemari orang lain dan lingkungannya.

Meskipun chrysotile adalah bentuk paling umum yang digunakan dalam produk asbes dan merupakan karsinogen. Dan diketahui amosite dan asbes crocidolite yang paling berbahaya bagi kesehatan. Semua jenis asbes bisa bertahan lama mengendap di paru-paru seseorang selama bertahun-tahun setelah terpapar asbes, tapi jenis amosite dan crocidolite adalah partikel yang paling bertahan lama dalam paru-paru.

Risiko yang lebih tinggi dapat terjadi pada seorang pekerja di lingkungan yang berhubungan dengan asbes, meskipun demikian pekerjaan dengan paparan minimal juga dapat berpotensi mengalami kanker mesothelioma atau penyakit lainnya.

Meskipun pemaparan asbes mungkin telah mencapai puncaknya pada pergantian abad kedua puluh hingga 1970-an, banyak individu masih menjadi sasaran partikel asbes. Masih dalam perdebatan bahwa paparan secara masal terbaru dan tragis adalah akibat dari serangan 9/11 WTC, di mana berton-ton partikel asbes dilepaskan ke udara dan membahayakan ribuan pekerja penyelamat dan individu yang tinggal di dekat Ground Zero. Banyak petugas pemadam kebakaran, polisi dan tim penyelamat yang didiagnosa dengan kanker asbes yang masih berjuang melawan kanker berlanjut sampai sekarang.

Lebih lanjut, banyak individu terus terpapar asbes di rumah-rumah bangunan lama yang menangani renovasi sendiri tanpa mengetahui potensi resiko kesehatan. Merenovasi bangunan dalam lingkungan ini dapat menyebarkan asbes ke udara dan terhirup kedalam tubuh.

Tanpa pengetahuan di mana asbes mungkin terdapat didalam bangunan fisik rumah, maka ada resiko yang besar untuk terpapar asbes akibat pembongkaran renovasi yang dilakukan. Oleh karena itu harus ada tenaga kontraktor profesional yang memeriksa bangunan fisik secara menyeluruh sebelum proyek renovasi dimulai. Pengerjaan penghancuran bangunan harus selalu ditangani oleh kontraktor profesional dan dianjurkan tidak boleh dilakukan sendiri.

Salah satu kelompok yang paling terpukul dari penyakit terkait asbestos adalah veteran Amerika. Semua cabang militer Amerika Serikat menggunakan peralatan, perlengkapan dan produk dengan serat asbes. Hal ini tanpa disadari memapar pemuda dan perempuan antara tahun 1940-an dan 1970-an. Kebanyakan veteran secara berulang kali terpapar asbes kemudian menderita penyakit mesothelioma.

Selama lebih dari seratus tahun, hampir setiap produk yang kita pegang mungkin telah diproduksi dengan komponen asbes. Dari barang-barang hiasan rumah tangga, produk yang diproduksi untuk melindungi petugas pemadam kebakaran, produk untuk gigi. Asbes telah menjadi pembunuh secara diam-diam dalam industri Amerika.

Beberapa poin penelitian mendapatkan fakta bahwa serat asbes yang telah terhirup lebih dapat menyebabkan iritasi fisik yang mengakibatkan mesothelioma daripada kanker yang disebabkan oleh reaksi kimia secara alami. Sebagai serat yang telah terhirup melalui mulut dan hidung mereka dibersihkan dari dalam tubuh dengan cara melalui lendir di hidung, tenggorokan dan saluran udara ketika batuk atau muntah. Serat amphibole (panjang dan tipis) tidak dapat dengan mudah dikeluarkan dan oleh karena itu zat karsinogen tersebut tertinggal dan tertanam ke dalam lapisan dada, paru-paru atau perut yang menyebabkan jaringan parut dan peradangan yang meningkatkan risiko kanker mesothelioma. Gejala mesothelioma dapat dideteksi paling cepat sepuluh tahun setelah paparan dan dapat berinkubasi selama empat puluh tahun.

Asbestosis (jaringan parut di paru-paru) atau mesothelioma kanker paru-paru juga dapat disebabkan oleh penghirupan serat asbes. Bahkan orang yang terkena asbes dapat tujuh kali lebih berisiko mengembangkan kanker paru-paru daripada yang lainnya. Pekerja yang berada dalam tingkat tinggi paparan asbes lebih berisiko meninggal akibat kanker Asbestosis, paru-paru atau mesothelioma daripada meninggal karena penyakit lainnya. Hal ini juga percaya bahwa menghirup dan menelan asbes dapat berkontribusi dalam pembentukan mesothelioma di perut yang disebut peritoneum mesothelioma. Penyakit ini juga telah ditemukan di organ tubuh lainnya seperti pankreas, laring dan usus besar. Tetapi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan kejadian kanker paru-paru.

Kesempatan mesothelioma berkembang adalah sebanding antara proporsi langsung dengan durasi dan jumlah paparan asbes yang dialami seseorang. Mereka yang terkena paparan asbes tingkat tinggi di usia muda untuk jangka waktu yang lama memiliki risiko lebih besar terdiagnosis mesothelioma dibandingkan mereka yang terpapar asbes tingkat rendah dan dalam jangka waktu pendek.

Hal penting lainnya adalah bahwa periode latensi mesothelioma sangat panjang. Seringkali 2 sampai 40 setelah terpapar asbes hingga terdiagnosa mesothelioma. Faktor genetik juga dapat memainkan peran yang menjelaskan mengapa tidak semua orang yang terpapar asbes mengembangkan penyakit yang terkait asbes.


Sumber:
Mayo Clinic. Mesothelioma: Risk Factors. Accessed on November 2, 2010.
http://www.mayoclinic.com/health/mesothelioma/DS00779/DSECTION=risk-factors

National Cancer Institute. Asbestos Exposure and Cancer Risk. Accessed on November 2, 2010.
http://www.cancer.gov/cancertopics/factsheet/Risk/asbestos

World Health Organization. Asbestos-related diseases. Accessed on November 2, 2010.
http://www.who.int/occupational_health/topics/asbestos_documents/en/

World Health Organization. Asbestos: elimination of asbestos-related diseases. July 2010.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs343/en/index.html

Apakah itu Kanker Mesothelioma?

Mesothelioma adalah kanker ganas agresif yang mempengaruhi lapisan membran paru-paru dan perut.

Malignant mesothelioma atau mesothelioma ganas adalah yang paling serius dari semua penyakit yang terkait dengan asbestos. Meskipun jarang terjadi, kanker mesothelioma tidak lagi dianggap langka. Penyebab utama dan faktor risiko untuk mesothelioma adalah paparan asbes.

Membuat diagnosis mesothelioma dengan benar adalah sangat sulit bagi dokter karena penyakit ini sering muncul dengan gejala yang menyerupai penyakit umum lainnya. Belum ditemukan obat penyembuhan untuk mesothelioma, tapi perawatan seperti pembedahan dan kemoterapi telah membantu memperbaiki prognosis khas mesothelioma.

Pleural mesothelioma (mempengaruhi lapisan pelindung paru-paru di rongga dada) mewakili sekitar tiga perempat dari seluruh kejadian mesothelioma. Sedangkan Mesothelioma peritoneal yang mempengaruhi rongga perut dan mesothelioma perikardial yang mempengaruhi rongga jantung, mewakili sisa kejadian mesothelioma. Mesothelioma testis sangat jarang terjadi dan biasanya terlihat khas dengan metastase dari berbagai peritoneal.

Ada tiga jenis tipe sel mesothelioma yang telah dikenali. Antara 50 dan 70% dari semua mesotelioma berasal dari jenis epitel. Sementara ini prognosisnya masih dianggap kurang agresif daripada sarcomatoid mesothelioma dan mesothelioma bifasik, yang meliputi sisa diagnosis tipe sel.


Rongga di dalam tubuh yang meliputi dada, perut, dan hati dikelilingi oleh membran sel yang dikenal sebagai mesothelium. Sel mesothelial ini membantu dalam fungsi organ umum. Mesothelium berfungsi sangat penting untuk organ-organ yang umumnya bergerak, seperti ekspansi atau kontraksi paru-paru, perut, atau jantung. Pelumasan dari sel mesothelial memungkinkan ruang bebas dari gerakan di dalam tubuh. Mesothelium dari dada, perut, dan rongga jantung disebut pleura, peritoneum, dan perikardium. Masing-masing pengelompokan sel mesothelial sangat penting untuk fungsi dari struktur tubuh yang mereka cakup.

Keganasan (tumor kanker) yang terjadi di dalam membran mesothelial dikenal sebagai mesothelioma ganas, atau hanya disebut mesothelioma. Tumor jinak dari mesothelium juga diketahui terjadi, akan tetapi lebih jarang daripada kanker ganas umum umumnya.

Sementara tumor mesothelium pertama kali diketahui terjadi pada akhir abad 18, hingga sampai pertengahan abad ke-20, kanker ini dipelajari dan diperiksa dengan lebih detail. Pada saat itu kecurigaan hubungan penyebab kanker dengan paparan asbes menjadi lebih dapat dibuktikan. Sebuah perusahaan penelitian bersama melalui Departemen Bedah Toraks di Universitas Witswater dan Rumah Sakit Umum Johannesburg di Afrika Selatan memberikan bukti yang paling menarik dari hubungan antara paparan asbes dan perkembangan mesothelioma rongga dada.

Kejadian mesothelioma masih cukup langka, dengan hanya 2,500-3000 diagnosa di Amerika Serikat setiap tahun. Lonjakan diagnosa dilaporkan terjadi antara tahun 1970 sampai dengan 1984. Hal tersebut dikaitkan dengan tingkat industri yang tinggi pada saat 40-60 tahun sebelumnya. Paparan asbes adalah umum terjadi hampir di semua industri, tapi khususnya terjadi dalam industri militer Perang Dunia II dan termasuk galangan kapal angkatan laut.

Meskipun kanker ini lebih umum terjadi pada pria di atas usia 60 (sebagian besar disebabkan oleh paparan industri dalam industri yang didominasi pekerja laki-laki), mesothelioma pada wanita dan anak-anak telah digambarkan juga bisa terjadi. Penyebab Mesothelioma untuk diagnosis pada wanita dan anak-anak terutama dikaitkan dengan paparan asbes sekunder. Karena telah sering terjadi pekerja pria membawa asbes sampai ke dalam rumah melalui tubuh atau pakaian mereka jika fasilitas pembersihan yang tepat tidak tersedia di tempat kerja.

Mesothelioma didiagnosis melalui kombinasi yang komprehensif antara biopsi dan pencitraan bentuk.
Mesothelioma bisa menjadi bersifat ganas yang sulit untuk didiagnosis karena gejala dan patologi penyakit mirip kondisi pernapasan lainnya. Untuk alasan ini, kesalahan diagnosis pada pasien mesothelioma sangat sering terjadi. Gejala mesothelioma antara lain termasuk nyeri dada, batuk kronis, efusi dari dada dan perut, dan adanya darah dalam cairan paru-paru.

Operasi Diagnostik termasuk biopsi biasanya akan diperlukan untuk menentukan jenis sel-sel ganas yang terlihat dalam tubuh. Biasanya pemindaian pencitraan tubuh, seperti gambar resonansi magnetik (MRI) atau komputer topografi (CT scan) akan diperlukan untuk menentukan tingkat dan lokasi penyakit.

Pasien mesothelioma pada umumnya dirujuk ke dokter ahli mesothelioma yang sudah terkenal di Amerika Serikat. Ahli onkologi ini berpengalaman dalam perilaku penyakit dan patologi dan telah terbiasa dengan berbagai macam pilihan pengobatan mesothelioma. Dr David Sugarbaker dari Rumah Sakit Brigham and Women's, adalah perwakilan dari Harvard University dan Dana Farber Cancer Institute di Boston, Massachusetts yang merupakan garis depan dalam pengobatan mesothelioma melalui Program Internasional Mesothelioma.

Karena mesothelioma biasanya membutuhkan diagnosis lebih lanjut, maka tersedia berbagai macam pilihan pengobatan.

Mesothelioma tentunya penyakit yang agresif, namun tingkat keganasannya bisa dikelola. Meskipun tidak ada obat untuk kanker, pilihan pengobatan mesothelioma termasuk pembedahan, kemoterapi, dan terapi radiasi tersedia untuk banyak pasien. Sementara kombinasi Alimta® dan Cisplatin saat ini hanya FDA yang menyetujui rejimen kemoterapi. Beberapa uji klinis saat ini sedang dalam proses menggunakan obat lain termasuk Gemcitabine dan Onconase, dengan banyak menunjukkan hasil membaik secara dramatis pada pasien kanker tertentu.

Terapi radiasi juga digunakan, tetapi biasanya dalam hubungannya dengan metode pengobatan lain seperti pembedahan dan kemoterapi. Reseksi bedah mesothelioma dapat mungkin dilakukan dalam tahap stadium awal diagnosis pasien. Operasi agresif seperti pneumonectomy extrapleural dapat memperpanjang tingkat kelangsungan hidup pasien jauh melampaui perkiraan jangka waktu sebelumnya. Diagnostik dan operasi paliatif seperti pleurocentesis dan pleurodesis juga umum dilakukan pada pasien kanker mesothelioma ganas.

Terapi alternatif juga telah digunakan secara efektif oleh pasien mesothelioma banyak untuk membantu dalam mengelola gejala penyakit dan perawatan konvensional. Pengobatan ini dilakukan secara khusus tetapi bisa sangat berharga untuk banyak pasien.

Mesothelioma disebabkan oleh paparan asbes.

Mesothelioma hanyalah disebabkan oleh paparan asbes, meskipun banyak dokumentasi kasus telah terjadi pada anak-anak atau orang lain yang tidak memiliki riwayat paparan asbes. Asbes adalah mineral mikroskopis dan terjadi secara alamiah yang mengendap pada lapisan pleura paru-paru dan lapisan peritoneal dari rongga perut.

Dalam banyak kasus, orang-orang terdiagnosa dengan mesothelioma yang telah diketahui terpapar asbes mungkin memenuhi persyaratan untuk kompensasi finansial dari produsen asbes untuk penyakit mereka. Di beberapa negara maju, mereka yang telah didiagnosa dengan mesothelioma dan terpapar asbes bisa mengisi formulir singkat dan kemudian mendapatkan informasi perawatan mesothelioma terbaru, uji klinis aktif, dokter terkemuka, serta bagaimana untuk mendapatkan kompensasi untuk asbes yang berhubungan dengan kondisi kesehatan seperti mesothelioma.


Sumber:
National Cancer Institute – Malignant Mesothelioma
(http://www.cancer.gov/cancertopics/types/malignantmesothelioma)

Wagner, J.C., Sleggs, C.A., and Marchand, Paul. “Diffuse Pleural Mesothelioma and Asbestos Exposure in the North Western Cape Province.” Department of Thoracic Surgery: University of The Witswatersrand. Johannesburg, South Africa. 1960.

Grondin, Sean C., Sugarbaker, David J. “Pleuropneumonectomy in the Treatment of Malignant Pleural Mesothelioma” Chest December 1999 116:suppl 3 450S-454S;

Rusch, Valerie W. “Indications for pneumoctomy. Extrapleural pneumonectomy”

Roggli VL, Sharma A, Butnor KJ, Sporn T, Vollmer RT (2002). "Malignant mesothelioma and occupational exposure to asbestos: a clinicopathological correlation of 1445 cases". Ultrastruct Pathol 26(2): 55–65.

Brigham and Women’s Hospital – International Mesothelioma Program
(http://www.brighamandwomens.org/Departments_and_Services/surgery/services/thoracicsurgery/services/mesothelioma/default.aspx)

http://www.mesothelioma.com/